SMP NEGERI 10 SAMARINDA SEKOLAH BERBASIS LINGKUNGAN .: April 2008
KEBERSIHAN SEBAGIAN DARI IMAN

Halaman berita

Berita dari smpn10 :
ejalan dengan program Kementrian Lingkungan Hidup dalam upaya mewujudkan sekolah berkompetisi dan berprestasi Iptek dan Imtaq namun berwawasan lingkungan, yang diwujudkan melalui Program Adiwiyata, SMP Negeri 10 dan SD 006 yang terpilih mewakili Provinsi Kaltim pada Tingkat Nasional...(last 16 april 08)




MSAMARINDA, TRIBUN - Memperingati HUT ke-23 SMP Negeri 10, banyak kegiatan diselenggarakan. Usai menggelar Bursa Tanaman Hias beberapa waktu lalu, sekolah sehat Kaltim ini melaksanakan seminar...(last 16 april 08) Selengkapnya...

Ada Lomba atau Tidak, Komitmen Tetap Jalan


SAMARINDA–Sejalan dengan program Kementrian Lingkungan Hidup dalam upaya mewujudkan sekolah berkompetisi dan berprestasi Iptek dan Imtaq namun berwawasan lingkungan, yang diwujudkan melalui Program Adiwiyata, SMP Negeri 10 dan SD 006 yang terpilih mewakili Provinsi Kaltim pada Tingkat Nasional selain dua perwakilan Balikpapan dan 1 dari Tarakan, Senin (28/4) mendapat kunjungan penilaian dari Tim Kementrian. Dijelaskan Dr Budi Susilo selaku ketua tim penilai pusat ini, program Adiwiyata bukanlah sebuah lomba melainkan lebih mengarah kepada bentuk pembinaan. “Karena bukan lomba penilainnya pun tidak semata terfokus pada wujud fisik semata, namun lebih jauh berupaya untuk membentuk suatu prilaku budaya peduli lingkungan khususnya bagi warga sekolah,” ungkapnya. Untuk itu guna mendukung tercapainya sasaran kegiatan Budi menyebut peran serta pemerintah setempat sangat dibutuhkan dalam hal pemberian penghargaan berupa dukungan terhadap pengembangan kegiatan sekolah yang mengacu pada bentuk kepedulian lingkungan tersebut.
Adapun titik berat kreteria penilaian menurutnya mencakup aspek pengembangan kebijakan sekolah berupa, adanya sosialisasi secara rutin kepada warga sekolah tentang lingkungan, pengembangan kurikulum berbasis lingkungan dalam arti variasi kurikulum yang dikaitkan dengan lingkungan, pengembangan kegiatan berbasis partisipasi, baru kemudian pengembangan sarana dan prasarana sekolahnya. ”Kalau hanya melihat sarana dan prasarana, itukan bisa direkayasa, penghijauan sekalipun itu bisa disulap seketika, tapi kalau sudah bicara budaya tentu tidak bisa serta merta dapat diwujudkan, dan dari 241 berkas sekolah yang masuk seleksi tahap pertama hanya 60 diantaranya lolos ke tahap peninjauan langsung termasuk SMP N 10 ini,”imbuh Budi lagi seraya menyebut bagi sekolah yang dianggap memenuhi standar kreteria oleh Kementrian Lingkungan Hidup akan diberi predikat sebagai Sekolah Calon Adiwiyata. “Sampai tahap ini baru calon, selanjutnya dalam batas waktu tertentu sekolah bersangkutan akan ditinjau kembali untuk melihat sejauh apa perkembangan program lingkungan ini baru kemudian ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata dengan peringkat Pratama, Madya dan Utama,” terangnya.
Terkait kegiatan ini Kepsek SMPN 10 Erminawati SPd. MPd menyebut bagi pihaknya pemeliharaan lingkungan sudah menjadi komitmen bersama. ”Ada lomba ataupun tidak ada lomba komitmen ini akan tetap jalan terus,” ujarnya. Karena masalah lingkungan ini menurut Ermina sudah merupakan bagian dari visi dan misi bagi sekolah yang memiliki 859 siswa dengan 70-an tenaga pengajar tersebut. (Hms3). (sumber sapos, 27 april 2008) Selengkapnya...

Kesehatan


ini adalah UKS nya smpn 10 samarinda



selain fasilitas yang ok
pelayanan pada orang yang sakit juga ok
jadi kalau mau bukti, sakit aja dulu disini (maaf becanda) Selengkapnya...


ni perpustakaan smp negeri 10 samarinda Selengkapnya...

Seputar Sekolah : Tentang SMPN 10 Samarinda

Sekolah SMPN 10 Samarinda didirikan pada tahun 1984 dengan NSS 32.2.16.60.03.102.


VISI & MISI

Menjadi salah satu SMP Negeri terbaik di Kaltim dengan keunggulan utama pada:
(1) Unggul dalam prestasi
(2) mampu berkompetensi
(3) Berlandasan imtag, iptek, dan berbudaya lingkungan



SMPN 10 SAMARINDA mengembangkan sekolah dengan misi untuk:
(1) Mengoptimalkan pelakasnaan kegiatan belajar
(2) Meningkatkan hasil ujian nasional dan sekolah
(3) Meningkatkan Prestasi akademik dan nonakademik
(4) Mengintegrasikan keagamaan dalam kegiatan pembelajaran
(5) Memaksimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran
(6) Mengikuti berbagai macam lomba akademik dan nonakademik
(7) Menciptakan sekolah yang lebih aman,nyaman,dan menyenangkan
(8) Meningkatkan daya saing lulusan diterima di jenjang sekolah yang lebih tinggi dan favorit Selengkapnya...

Perpustakaan

smp negeri 10 mempunyai perpustakaan yang bagus dan lumayan lengkap.
Selengkapnya...



1 Erminawati Spd, MM
Kepala Sekolah
Guru Bahasa Indonesia



2 Subardi Spd
Wakil Kepala Sekolah
Guru Olahraga



3 Dra. Nining Dwiyantini S.
Urusan Kerumahtanggaan Selengkapnya...

Profil Sekolah

Profil Sekolah SMPN 10 SAAMARINDA

Nama Sekolah : SMPN 10 SAAMARINDA
NSS : 20.2.02.60.19228
NDS : 200.2210.1172
Jenjang Pendidikan : SMP
Status Sekolah : NEGRI
Akreditasi : Terakreditasi A+
Alamat : Komplek Taman Holis Indah Blok A Bandung 40214 Indonesia
Telepon : +62 22 6003636
E-Mail : smp10samarinda@yahoo.co.id
Website : http://www.smpn10smd@blogspot.com/
Kepala Sekolah : Erminawati Selengkapnya...

Hai pengunjung...

Assl wr. wb.
selamat bergabung diBlog SMPN10 SAMARINDA




Dapatkan info-info seputar SMPN10 samarinda disini
Dan kirimkan juga kritik dan saran anda disini

Oh ya kalau kita belajar yang pinter kita loo...

Wassalamualaikum wr. wb. Selengkapnya...

Masih Perlu Dana Partisipasi


Kamis, 01-11-2007 | 20:32:08
SAMARINDA, TRIBUN - Memperingati HUT ke-23 SMP Negeri 10, banyak kegiatan diselenggarakan. Usai menggelar Bursa Tanaman Hias beberapa waktu lalu, sekolah sehat Kaltim ini melaksanakan seminar bertajuk "Perjalanan Sastra Kalimantan Timur di Tengah Konstelasi Sastra Indonesia".
Seminar Kamis (1/11) di aula sekolah, menghadirkan sastrawan kondang Kaltim, Korrie Layun Rampan dan praktisi plus pengamat pendidikan Nanang Rijono. Seminar ini dihadiri kepala sekolah, guru, penulis dan para pecinta sastra di Kaltim. Nanang yang diundang khusus oleh Kepala SMPN 10, Erminawati, memberikan 'kado ultah' berupa pemaparan tentang "Memandirikan Sekolah dan Meningkatkan Partisipasi untuk Meningkatkan Pelayanan dan Mutu Pendidikan di SMPN 10 Samarinda".

Dikemukakan, pendidikan telah lama dijadikan layanan publik oleh pemerintah, memasuki masa reformasi pada tahun 1997-1998 pemerintah tidak mampu memberikan biaya pendidikan yang terus- menerus meningkat. "Pemerintah mulai keteteran dengan biaya pendidikan. Jangan bangga dengan membiayai pendidikan sebesar 20 persen, karena jumlah itu masih minimal. Tak heran, kalau di Samarinda masih memungut dana partisipasi," tuturnya.

Nyatanya, lanjut Nanang, pemerintah mulai memikirkan menggeser paradigma dari layanan publik ke privat. Pemerintah menyadari tidak mampu terlalu banyak membiayai pendidikan. Jadi, adalah konsekuensi pemerintah memberi kesempatan kepada sekolah untuk menggali dana partisipasi. Tapi pemerintah akan membantu membina sekolah sampai mencapai sekolah standar. Kalau sekolah sudah standar pengembangan lebih lanjut diserahkan kepada sekolah, masyarakat dan daerah untuk memandirikan.

"Posisi sekolah sejak awal harus siap untuk mandiri, siap menggalang partisipasi kepada masyarakat. Kalau sekolah tidah boleh memungut dana partisipasi dari orangtua sementara dana dari daerah terbatas dan lambat turun lantas bagaimana? Subsidi dari pemkot keluarnya sudah lewat, masih untung ada dana BOS," katanya. Di Bontang, ungkap Nanang, sekolah negeri tidak boleh memungut dana partisipasi, tapi swasta boleh.

"Ini dilema sekolah swasta makin maju karena dapat subsidi dan masih boleh memungut biaya partisipasi, sementara sekolah negeri dilarang memungut. Guru yang tadinya dengan dana partisipasi mau melakukan tugas tambahan sore sekarang menjadi malas. Sedangkan pembayaran honor tambahan dari pemerintah datangnya telat dan dihitung-hitung tidak cukup," tuturnya.

Menurutnya, ada kecenderungan sekolah yang tadinya sudah mau bangkit lalu stagnan dan terus menurun pelan-pelan. "Dulu, sekolah bisa mengadakan pembelian barang ini-itu atau biaya perawatan tapi ketika dilarang memungut biaya partisipasi program itu malah mandek satu hinga dua tahun setelah itu anjlok. Itu saya amati di Bontang. Di Samarinda masih diberi kesempatan memungut partisipasi walaupun dibatasi. Yang penting ketika sekolah menggalang patisipatif harus ada kriteria kinerja, sekolah perlu membuat rencana pengembangan yang bagus," urainya.

Lalu, lanjutnya, ada indikator kinerja.program sekolah yang harus betul-betul dirancang agar berkualitas, spesifik, terukur, realistik dan ada batas waktu tertentu. "Apa sudah siap SMPN 10 ini menuju sekolah yang mandiri dan bermutu," tanya Nanang kepada Kepala SMPN 10, Erminawati.(m11)

Selengkapnya...

SMPN 10 Ingin Buka Perpus untuk Umum Agar Lingkungan Sekolah Bisa Dinikmati Masyarakat




SMP Negeri 10 semakin mantap untuk menuju sekolah terbaik di Kota Samarinda. Sekolah ini terus menunjukan komitmennya menuju perubahan yang lebih baik. Terbukti, selalu saja ada "kejutan" baru yang dibuat oleh sekolah yang berada di Jl Ir Sutami ini.

Tentu saja kejutan positif yang tidak pernah diprediksi sebelumnya. Sekolah ini terus mengukir prestasi yang membanggakan. Yang mengejutkan, SMPN 10 mampu mengalahkan sekolah unggul yang berada di kota.

Contohnya, sekolah ini baru saja meraih Juara Klinik Inggris Kota Samarinda. Padahal, sekolah ini belum memiliki lab bahasa. Namun, jika dilihat Klinik Inggris SMPN 10 memang layak disebut juara. Bukan mengunggulkan peralatan lengkap dan mewah, justru Klinik Inggris yang tepat berada di belakang kelas ini justru dikemas sederhana dan berbeda.

"Meskipun kami tidak memiliki lab bahasa, namun kami ingin anak-anak kami tidak merasa kekurangan. Lalu kami membuat tempat Klinik Inggris, yang nyaman untuk anak-anak. Kami menyediakan buku dan juga dibantu oleh guru, sebagai konsultan," jelas Kepala SMPN 10, Erminawati.

Sementara yang terbaru, SMPN 10 baru saja meraih Juara Perpustakaan se Kota Samarinda. Padahal, jika dilihat perpustakaannya cukup kecil dan terbatas. Namun, karena desainnya yang sederhana dan menarik, sekolah ini mampu memikat dewan juri.

Tidak seperti perpustakaan sekolah pada umumnya, perpustakaan SMPN 10 selalu terlihat bersih dan rapi. "Saya selalu menanamkan kepada siswa, guru atau siapapun yang berada di SMPN 10, bahwa kebersihan di lingkungan sekolah merupakan tanggung jawab kita semua, bukan hanya petugas kebersihan sekolah. Sehingga siswa malu jika membuang sampah sembarangan," tambahnya.

Karena itu, ibu yang akrab disapa Ibu Ermin ini ingin keindahan sekolah yang meraih Juara Sekolah Sehat Kalimantan Timur (Kaltim) ini bisa dinikmati masyarakat. Tidak hanya keluarga besar SMPN 10.

"Mungkin selama ini masyarakat penasaran bagaimana sih, Juara Sekolah Sehat se Kaltim. Karena itu, saya berinisiatif untuk membuka perpustakaan SMPN 10 untuk umum. Selain masyarakat bisa membaca, mereka juga bisa melihat lingkungan sekolah ini. Tentu saja, dengan syarat tetap menjaga kebersihan sekolah," pungkasnya. (ici)



Selengkapnya...