SMP NEGERI 10 SAMARINDA SEKOLAH BERBASIS LINGKUNGAN .: Bikin Alarm Banjir dari Kaleng Bekas
KEBERSIHAN SEBAGIAN DARI IMAN

Bikin Alarm Banjir dari Kaleng Bekas


DARI sekian produk limbah daur ulang yang dipamerkan murid SMPN 10 Samarinda, Kamis (25/2), produk alarm banjir tetap menjadi yang paling menonjol dan memiliki keunikan sendiri. Siapa sangka produk yang dibikin dari barang baku kaleng bekas ini merupakan karya murid perempuan kelas VII-C, Siska Fitriyani.

Siska juga tidak mengira produk alarm banjir ini justru menyita perhatian teman-teman sekelasnya dan tentu saja dewan juri. Dia mengaku membuat alarm banjir ini dalam waktu 3 hari dengan memanfaatkan waktu luang di rumahnya kawasan Teluk Lerong Ulu.

Ia memeragakan cara kerja alarm banjir itu. Bunyi langsung terdengar jika volume air dalam kaleng bekas cat bertambah dalam batas ambang maksimal. Sisca menggunakan dua kaleng bekas dengan ukuran yang berbeda, yakni kaleng kecil dan besar.

Kaleng besar ini diisi air, lalu ditaruh gabus di atas permukaan airnya. Sebuah batang aluminium ditancapkan di gabus tersebut. Ujung atas aluminiun itu dipasang lempeng tembaga. Sebatang aluminium lainnya dipasang di luar sisi kaleng yang direkatkan dengan lakban hitam. Jika lempeng tembaga ini saling bersentuhan, maka akan menghasilkan arus listrik yang menghasilkan energi gerak. Sebuah kawat listrik telah tersambung antara lempeng tembaga dengan baterai. Ujung baterai ini disambungkan pada dinamo kecil yang sudah terpasang baling-baling kecil dari plastik.

Ketika arus listrik timbul, maka otomatis dinamo akan bekerja yang menghasilkan energi gerak pada baling-baling ini. Baling-baling berputar memukul-mukul bagian belakang kaleng kecil sehingga menimbulkan suara yang konstan seperti alarm.

"Jika air dalam kaleng besar ini bertambah, maka dengan sendirinya gabus terangkat. Lalu, batang aluminium dalam gabus ikut terangkat. Lempeng tembaga di atas batang aluminium akan menyentuh lempeng tembaga lainnya sehingga menghasilkan arus listrik yang bisa menimbulkan suara alam," kata Siska.

Peralatan sederhana ini tentu sangat cocok diterapkan di wilayah Samarinda yang rentan terjadi banjir. Artinya, jika volume air mencapai ambang batas maksimal maka alarm banjir akan berbunyi sehingga pemerintah bisa mengantisipasi sejak dini.

Dewan juri pun menobatkan karya Siska sebagai juara dua dalam pameran produk daur ulang hasil karya murid SMPN 10. Pameran kemarin digelar dalam memeriahkan penandatanganan MoU Sekolah Sehat dan Adiwiyata di wilayah Kecamatan Sungai Kunjang. Penandatanganan MoU ini dihadiri pula perwakilan SMPN 16, SDN 006 dan SMAN 8. Acara ini juga dihadiri Wakil Tim Penggerak PKK Samarinda, Puji Setyowati. (top)